Nasib Buruk Nembak Gebetan Semalam - jika teringat priwstiwa malam itu, serasa perut ini tak mau berhenti menggelitik sehingga membuat ku tertawa terbahak-bahak. aku adalah salah satu mahasiswa perguruan tinggi yang ada di bandar lampung
singkat cerita sejak pertama kali masuk kuliah, aku sama sekali tidak tertarik untuk pacaran, walaupun sebenarnya banyak mahasiswi yang bisa di bilang dekat dengan ku, tetapi entah kenapa tidak ada niat serius yang timbul untuk memegang sebuah komitmen. awalnya semua itu berjalan dengan baik, tapi lama kelamaan rasanya jadi seorang jomblo itu seperti penat seharian, nggak ada hiburan dan lama-lama aku pun mulai membuka hati, timbul sebuah niat untuk berpacaran, kebetulan saat itu aku punya seorang gebetan, anaknya manis, baik sebut saja dia ani ..
sudah lama kami saling kenal dan mulai berintraksi lewat sms ataupun vidiocall di facebook. aku pun sering datang ke kosannya sembari main juga untuk menyetel gitarnya . waktu terus berjalan dan aku rasa kami pun cocok.
malam sebelum penembakan
malam itu selepas pulang ngampus, aku sempatkan mampir kekosannya untuk menyetelkan gitarnya yang sudah tidak setel lagi, sesampainya dikosan, dia pun keluar dan membawa gitar menemuiku, aku jadi salah tingkah. "kukira aku adalah lelaki paling percaya diri di didunia, tapi jika berhadapan dengan wanita yang aku suka, aku tidak lebih dari seorang pecundang."
tanpa pikir panjang dan basa basi, aku pun segera mencoba menyelaraskan dawai demi dawai gitar tersebut agar tercipta suara yang enak di dengar, selanjutnya kami pun ngobrol dan duduk berdua sembari gitar-gitaran. senang bisa melihatnya, bibirnya yang indah dan hidungnya yang mancung, dia yang apa adanya dan semua yang ku suka darinya.aku rasa suasana malam itu memang sangat romantis, sehingga waktu tak berasa telah menunjukan pukul 21.00 Wib.lalu aku pun pamit pulang.
setelah sampai dirumah dan mandi, rasanya masih ingin bertemu, tanpa pikir panjang aku langsung pergi lagi kekosannya, meskipun kondisi saat itu sedang hujan, aku pikir ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaan ku. pada saat itu aku sangat percaya diri, disamping pengorbananku yang menembus hujan lebat demi menyatakan perasaanku, aku pun tau sebenarnya dia suka kepadaku. aku sangat yakin 100% dia pasti menerimaku.
sesampai di depan kosannya, ku telpon dia dan ku bilang bahwa aku menunggu dia didepan kosan, tapi kelihatannya gerbang kosan sudah terkunci, bodoh dalam hatiku, ini kan sudah malam. tapi karna tekatku sudah bulat, aku pun tetap menunggunya dibawah dinginnya hujan malam itu, tidak lama menunggu, ada sebuah sinar lampu motor berjalan kearahku. nampaknya seperti seorang laki-laki paruh baya dan segera memarkirkan motor disampungku, dengan tatapan sinis dan campur curiga lelaki itu bertanya kepada ku, ada urusan apa kesini ? aku pun menjawabnya dengan ramah, "mau ketemu temen pak" tapi iya segera membalas dengan nada yang agak tinggi "Siapa ?!!" lalu aku jawab "Ani pak"
ini kan sudah larut malam, kenapa tidak dari tadi kesininya, disini lagi rawan maling kata bapak itu dengan suara sedikit keras, dalam hatiku berkata "sial tampang baik gini dikira mau maling" belum sempat aku menjawab, keluarlah pemilik kosan karena mendengar suara gaduh di depan gerbang. pemilik kos ini juga tidak kalah gerangnya dengan bapak tadi yang memarahiku.
ada apa ? kata pemilik kosan. langsung aku jawab "mau ketemu temen pak" dengan santai supaya tidak mau kelihatan gerogi sehingga aku tidak dicurigai sebagai maling. dengan nada ketus pemilik kost itu menjawab "Siapa?!" belum sempat aku menjawab, sudah diserobot oleh bapak setengah baya yang mendatangi ku tadi "Ani katanya". dengan muka ketus dan nada jengkel pemilik kosan tersebut langsung menceramahiku "kalau mau main itu ada waktunya mas, ini kan udah malem, disini lagi rawan maling, udah besok-besok aja lagi kesininya. sekarang udah malem!!" . sial dalam hatiku, tanpa pikir panjang langsung saja aku senyam-senyum lalu pamitan pulang dengan ramahnya dan seolah-olah nggak punya dosa sama kedua bapak-bapak yang galak itu. padahal waktu itu mental lagi turun-turunya, kaki bergetar dan jantung berdetak keras karena dikira mau maling, tapi aku coba tetap santai dan ramah saat menjawab pertanyaan mereka yang bertubi tubi itu.
dijalanpun kaki ku masih terasa bergetar, huuh untuk aja gak di kira mau maling beneran batinku. sial banget hari ini, kenapa aku tidak mikir jauh kalo ini ni udah malem dan kosan dia pasit sudah tutup gerbangnya.
sesampainya dirumah sudah ada 4 panggilan tak terjawab, dan pesan singkat (sms) dari ani. katanya "kenapa malem-malem gini kamu kesini? kamu kan udah tau kalo gerbangnya udah ditutup pasti gak bakalan bisa di buka lagi." karena sudah kepalang basah, aku pun menelponnya untuk meneruskan niatku untuk menyatakaan kalo aku suka sama dia. jawabnya pun sangat mengejutkan. "maaf, aku nggak bisa nerima kamu, karna seminggu yang lalu aku udah jadian sama cowok lain, kamu sih aku tungguin nggak nembak-nembak. jedeeeeerrr serasa ada geledek yang menyambar di malam yang suram itu. sudah jatuh tertimpa tangga pula. Bersambung
No comments:
Post a Comment